adakah perumpamaan untuk jiwa ini
yang taubat sebentar dan sesat lagi dalam sekedipan
jika telah tertulis untukku awal dan akhir hidup
mengapa hati tetap berharap ENGKAU tidak melepaskan genggaman-MU
betapa berat perjalan kembali
betapa sulit menambatkan hati pada kalam Ilahi
telah sedemikian gelapkah hati ini?
atau memang begini sulitkah mencapai-MU?
merindu-MU sejenak dan kemudian lupa hilang ditiup godaan
begitu senyap sayup seruan menuju-MU
sedangkan ajakan berpaling seakan gaung yang menetap di telinga
berteriak lantang bak komandan
berderap datang laksana gelombang
menyeret insan kedalam kubangan
Rabb...
bisakah KAU percikan setitik saja kebajikan dari Nabi-MU untukku?
cukuplah rasanya tuk menyejukkan hati
tapi...
bukankah Nabi pun telah mengajarkan seluruh ahklaknya?
bukankah sunnahnya telah sampai pada kami...padaku?
bilakah saatnya aku dapat berkata,
"kalian lihatlah....
aku laksana Umar, iblis pun enggan mendekati
aku laksana Ali, gerbang ilmu tanpa tepi
aku laksana Abu Bakar, as-Shiddiq khalifah pengganti
aku laksana Utsman, sang dermawan yg rendah hati"
Rabb...
ajarkan aku membuka hijab
yg membatasi aku dengan seruan-MU
biar bisa ku menangis bila mendengar asma-MU disebut
agar dapat kuraih rahmat-MU sebelum ajalku menjemput
lalu..selesailah perjalananku...
"Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya."(Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad)
No comments :
Post a Comment