Wednesday, May 11, 2005

Oase bernama Syukur

Hari ini saya baru masuk kerja lagi setelah dua hari mangkir, tidak ada yg istimewa yang terjadi di kantor selama dua hari kemarin...untunglah!. Hari ini bahkan tidak ada kesibukan berarti, pikiran jadi terbayang dua orang anak-anak terkasih dirumah yang sedang sakit.

Sejak hari Kamis, 5 Mei kemarin, Naya, si sulung kami yg berusia 2 tahun 9 bulan, sakit. Batuk, pilek dan suhu badannya naik sampai 38,7 derajat celcius. Dari dokter, dia diberi antibiotik, obat untuk batuk dan panas...hanya saja panasnya tetap berkisar 37 s/d 39...duh nak, hati ini selalu mengharap sakitnya kalian, anak-anakku di berikan saja untukku.

Minggu malam Senin, saya berjaga semalaman, sejak pukul 11.30 malam sampai terdengar adzan Subuh, Naya di kompres...kepala, punggung, dada, perut sampai ketiaknya, sesuai saran dokter jika panasnya tinggi. Besok, kami, Ayah Bundanya, sudah berniat akan membawanya ke RS Hermina, dia biasanya cocok dengan dokter dan obat disitu.

Senin pagi, si bungsu, Lila (1 tahun 5 bulan), juga panas plus pilek..ya Rabb, mengapa harus mereka, bidadari kami...saya mengeluh.

Jadilah hari senin itu kami membawa kedua buah hati kami ke dokter. Keduanya diberi obat yg sama, hanya saja si Sulung ditambah dengan Fisiotherapy.

Senin malam selasa, sepulang dari RS, Lila panasnya turun setelah minum obat, sedangkan Naya, karena habis fisiotherapy dan saran dokter, tidak diberi obat dulu, hanya diberi Sanmol setiap 4 jam untuk penurun panas. Sekali lagi saya berjaga hingga subuh untuk ngompres.

Lelah, capek dan sedih melihat kedua bocah itu kehilangan kelincahan dan cerewetnya (yang biasanya bikin sedikit kesal juga).

Selasa pagi, ada berita di koran-koran dan di beberapa stasiun TV...virus Polio menyerang, banyak sudah anak-anak, yang rata-rata seumuran dengan Naya dan Lila, menjadi korban karena ketidaktahuan orang tua mereka tentang pentingnya imunisasi, walaupun di posyandu imunisasi ini gratis.

Saya terpaku didepan TV melihat anak-anak itu tidak berdaya, tidak bisa bermain dengan sebayanya seperti biasa, berlari, berkejaran, naik sepeda...

Ya Allah, sekali lagi Engkau menegurku, langsung dengan contoh yang nyata...dalam keadaan seperti apapun, harusnya saya selalu bersyukur, bukannya mengeluh...seperti saat ini.

Bersyukur bahwa kami, Ayah Bunda Naya dan Lila, punya pengetahuan mengenai pentingnya imunisasi sehingga mereka, Alhamdulillah, terlindungi dari virus polio tersebut.

Bersyukur bahwa kami masih punya rezeki untuk membawa mereka ke RS Hermina (yang cukup mahal untuk ukuran kami), hingga sakit mereka tidak berkepanjangan, insya Allah.

Bersyukur bahwa mereka "hanya" sakit batuk, pilek dan panas, bukan penyakit yang lebih berat.

Bersyukur bahwa pada saat saya tidak masuk kerja, tidak ada pekerjaan mendesak yang perlu saya selesaikan.

Bersyukur bahwa kami, Ayah Bunda mereka, tidak dalam keadaan sakit, sehingga kami dapat merawat keduanya dengan, insya Allah, sebaik kami mampu, besyukur bahwa...ahh, banyak...banyak sekali yang patut disyukuri.

Sekarang, sejuk rasanya dada ini...nyaman, ringan dan lapang terasa, seperti bertemunya kafilah yang telah berjalan jauh di padang pasir gersang, dengan Oase yang bersih bening.

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi*:

Apabila telah Kubebankan kemalangan (bencana) kepada salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan Sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari qiamat atau membukakan buku catatan amalannya baginya.
(HQR. al-Qudha'i, ad-Dailami dan al-Hakimut-Turmudzi dari Anas r.a.)

Ya Rabb,
teguhkan niat kami pada jalan-MU
ikatkan hati-hati kami pada tali dien-MU,
agar tak lalai kami bersyukur atas karunia-MU dalam hidup kami
amin.



Note*

Hadits Qudsi adalah setiap ucapan yang disandarkan kepada Allah swt. oleh Rasulullah saw.
Karena itu, hadits qudsi sering diawali dengan kalimat “… dari Rasulullah saw. dari hadits yang beliau riwayatkan dari Tuhannya,…” atau “Rasulullah saw. bersabda, Allah swt berfirman,…”

Terdapat perbedaan mendasar antara Al Qur’an dan Hadits Qudsi, yaitu:

(1) Kandungan isi [content] dan redaksional Al Qur’an merupakan firman Allah swt, (satu huruf pun tidak diubah oleh Rasulullah saw. saat menyampaikannya kepada ummat), sedangkan hadits qudsi kandungan isi [content] dari Allah sementara redaksionalnya dari Nabi saw.

(2) Dalam Al Qur’an dikenal istilah surat dan ayat, sementara dalam hadits qudsi tidak dikenal istilah tersebut.

(3) Ayat Al Qur’an bisa digunakan sebagai bacaan surat dalam shalat, sedangkan hadits qudsi tidak boleh dijadikan bacaan surat dalam shalat.

(4) Al Qur’an itu pasti shahih karena diriwayatkan secara mutawatir, sementara hadits qudsi ada yang shahih dan ada pula yang dhaif tergantung bagaimana kualitas para perawinya.

(This Note copied from www.percikan-iman.com)

No comments :