Wednesday, June 22, 2005

Orang-orang yang dikabulkan do'a-nya

Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk bedoa, padahal boleh jadi seseorang itu tergolong yang mustajab doanya tetapi kesempatan baik itu banyak disia-siakan. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa sebanyak mungkin baik memohon sesuatu yang berhubungan dengan dunia atau akhirat.

Di antara orang-orang yang doanya mustajab.



1. Doa Seorang Muslim Terhadap Saudaranya dari Tempat yang jauh

Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan". (Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib).

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut.
Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. (Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49)

Dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata :
Saya tiba di negeri Syam lalu saya menemui Abu Darda' di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda' dan dia berkata :
Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini ? Saya menjawab : Ya.
Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada dihadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang di tugaskan kepadanya mengucapkan : Amiin dan bagimu seperti yang kau doakan".

Shafwan berkata : "Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda', beliau juga mengutarakan seperti itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi. (Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Doa bab Fadlud Doa Lil Muslimin fi Dahril Ghaib 8/86-87)

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa jika seorang muslim mendoakan saudaranya kebaikan dari tempat yang jauh dan tanpa diketahui oleh saudara tersebut, maka doa tersebut akan dikabulkan, sebab doa seperti itu lebih berbobot dan ikhlas karena jauh dari riya dan sum'ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh Allah. (Mir'atul Mafatih 7/349-350)

Catatan :
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Imam Karmani menukil dari Al-Qafary bahwa ucapan doa seorang : "Ya Allah ampunilah dosa semua kaum muslimin" adalah doa terhadap sesuatu yang mustahil sebab pelaku dosa besar mungkin masuk Neraka dan masuk Neraka bertolak belakang dengan permohonan pengampunan, bisa saja pelaku dosa besar di doakan, sebab yang mustahil adalah mendoakan pelaku dosa besar yang kekal di Neraka, selagi masih bisa keluar karena syafaat atau dimaafkan, maka itu termasuk pengampunan secara keseluruhan.

Ucapan orang di atas bertentangan dengan doa Nabi Nuh 'Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Artinya : Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang-orang mukmin
yang masuk ke rumahku dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan". (Nuh : 28).

Dan juga bertentangan dengan doa Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Artinya : Ya Rabbi, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab". (Ibrahim : 41)

Serta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga diperintahkan seperti itu yang terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Artinya : Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan". (Muhammad : 19)

Yang jelas permohonan dengan lafazh umum tidak mengharuskan permohonan untuk setiap orang secara kolektif. Mungkin yang dimaksud oleh Al-Qafary bahwa mendoakan kaum muslimin secara kolektif dilarang bila seorang yang berdoa menginginkan keseluruhan tanpa pengecualian dan bukan pelarangan terhadap syariat doanya. (Fathul Bari 11/202)

2. Orang yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang dan Bahagia

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya :Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah,maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang". (Sunan At-Tirmidzi, kitab Da'awaat bab Da'watil Muslim mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544, dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693).

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Artinya : Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu". (Az-Zumar :8).

Dan firman Allah :
"Artinya : Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri,tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya". (Yunus : 12. Mir'atul Mafatih 7/360).

3. Orang yang teraniaya

Dari Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)".(Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda :
"Artinya : Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri". (Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma' Zawaid 10/151, dan Imam 'Ajluni No. 1302)

4 & 5. Doa Orang Tua terhadap anaknya dan Doa seorang musafir

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Artinya : Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan ; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya". (Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Do'a bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Bir bab Doaul Walidain 8/98-99.Sunan Ibnu Majah, kitab Doa 2/348 No. 3908. Musnad Ahmad 2/478. ihasankan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 596)

6. Doa Orang yang sedang puasa

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir". (Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa' 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 797).

7. Doa Orang dalam keadaan terpaksa

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya,dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu menginga(Nya)". (An-Naml : 62)

Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat diatas menjelaskan betapa manusia sangat membutuhkan Allah dalam segala hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya dan upaya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa adalah orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa adalah orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada Allah.

Dan huruf lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa pasti dikabulkan.

Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan karena kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk ikhlas berdoa dan tidak meminta kepada selain-Nya. Allah telah mengabulkan doa orang-orang yang ikhlas berdoa meskipun dari orang kafir, sebagaimana firman Allah :
"Artinya : Sehingga tatkala kamu di dalam bahtera, dan meluncurkan bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,
dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya semata-mata'. (Mereka berkata) :'Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini,pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Yunus : 22)

Dan Allah berfirman dalam ayat lain :
"Artinya : Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Alla)".(Al-Ankabut : 65)

Dari ayat di atas Allah mengabulkan doa mereka, padahal Allah tahu bahwa mereka pasti akan kembali kepada kesyirikan. (Fathul Qadir 4/146-147)

Imam Ibnu Katsir berkata bahwa Imam Hafizh Ibnu 'Asakir mengisahkan seorang yang bernama Abu Bakar Muhammad bin Daud Ad-Dainuri yang terkenal dengan kezuhudannya. Orang tersebut berkata :
"Saya menyewakan kuda tunggangan dari Damaskus ke negeri Zabidany, pada satu ketika ada seorang menyewa kuda saya dan meminta untuk melewati jalan yang tidak pernah saya kenal sebelumnya".
Dia berkata : "Ambillah jalan ini karena lebih dekat".
Saya bertanya : "Bolehkah saya memilih jalan ini".
Dia berkata : "Bahkan jalan ini lebih dekat".
Akhirnya kami berdua menempuh jalan itu sehingga kami sampai pada suatu tempat yang angker dan jurangnya yang sangat curam yang di dalamnya terdapat banyak mayat.
Orang tersebut berkata : "Peganglah kepala kudamu, saya akan turun".
Setelah dia turun dan menyingsingkan baju lalu menghunuskan golok bermaksud ingin membunuh saya, lalu saya melarikan diri darinya, akan tetapi dia mampu mengejarku.
Saya katakan kepadanya : "Ambillah kudaku dan semua yang ada padanya".
Dia berkata : "Kuda itu sudah milikku, tetapi aku ingin membunuhmu".
Saya mencoba menasehati agar dia takut kepada Allah dan siksaan-Nya tetapi ternyata dia seorang yang tidak mudah menerima nasehat, akhirnya saya menyerahkan diri kepadanya.
Saya berkata kepadanya : "Apakah anda mengizinkan saya untuk shalat?"
Dia berkata : "Cepat shalatlah!"

Lalu saya beranjak untuk shalat akan tetapi badan saya gemetar sehingga saya tidak mampu membaca ayat Al-Qur'an sedikitpun dan hanya berdiri kebingungan.
Dia berkata : "cepat selesaikan shalatmu!",
maka setelah itu seakan-akan Allah membukakan mulut saya dengan suatu ayat yang berbunyi.
"Artinya : Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan". (An-Naml : 62)

Tidak terduga muncul dari mulut bukit seorang satria datang ke arah kami dengan menggemgam tombak di tangannya, lalu melempar tombak tersebut ke arah orang tadi dan tombakpun mengenai jantungnya lalu seketika itu orang tersebut langsung mati terkapar.

Setelah itu, maka saya memegang erat-erat satria tersebut dan saya bertanya : "Demi Allah siapakah engkau sebenarnya?"
Dia mejawab : "Saya adalah utusan Dzat Yang Maha Mengabulkan permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa tatkala dia berdoa dan menghilangkan segala malapetaka".
Kemudian saya mengambil kuda dan semua harta lalu pulang dalam keadaan selamat.
(Tafsir Ibnu Katsir 3/370-371)

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang agar doa Anda dikabulkan pada saat lapang dan sempit. Semoga ada manfaatnya buat menambah pengetahuan dan ke imanan kita, Aamiin yaa Rabbal`alamin.

Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-rumaih, hal 174-180 terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin Lc.

Friday, June 10, 2005

Kisah dari negeri yang menggigil (untuk adinda: Khaerunisa)

Abdurahman Faiz, 7 Juni 2005

Kesedihan adalah kumpulan layang-layang hitam
yang membayangi dan terus mengikuti
hinggap pada kata-kata
yang tak pernah sanggup kususun
juga untukmu, adik kecil

Belum lama kudengar berita pilu
yang membuat tangis seakan tak berarti
saat para bayi yang tinggal belulang
mati dikerumuni lalat karena busung lapar

: aku bertanya pada diri sendiri
benarkah ini terjadi di negeri kami?

Lalu kulihat di televisi
ada anak-anak kecil
memilih bunuh diri
hanya karena tak bisa bayar uang sekolah
karena tak mampu membeli mie instan
juga tak ada biaya rekreasi

Beliung pun menyerbu
dari berbagai penjuru
menancapi hati
mengiris sendi-sendi diri
sampai aku hampir tak sanggup berdiri

: sekali lagi aku bertanya pada diri sendiri
benarkah ini terjadi di negeri kami?

Lalu kudengar episodemu adik kecil
Pada suatu hari yang terik
nadimu semakin lemah
tapi tak ada uang untuk ke dokter
atau membeli obat
sebab ayahmu hanya pemulung
kaupun tak tertolong

Ayah dan abangmu berjalan berkilo-kilo
tak makan, tak minum
sebab uang tinggal enam ribu saja
mereka tuju stasiun
sambil mendorong gerobak kumuh
kau tergolek di dalamnya
berselimut sarung rombengan
pias terpejam kaku

Airmata bercucuran
peluh terus bersimbahan
Ayah dan abangmu
akan mencari kuburan
tapi tak akan ada kafan untukmu
tak akan ada kendaraan pengangkut jenazah
hanya matahari mengikuti
memanggang luka yang semakin perih
tanpa seorang pun peduli

: aku pun bertanya sambil berteriak pada diri
benarkah ini terjadi di negeri kami?

Tolong bangunkan aku, adinda
biar kulihat senyummu
katakan ini hanya mimpi buruk
ini tak pernah terjadi di sini
sebab ini negeri kaya, negeri karya.
Ini negeri melimpah, gemerlap.
Ini negeri cinta

Ah, tapi seperti duka
aku pun sedang terjaga
sambil menyesali
mengapa kita tak berjumpa, Adinda
dan kau taruh sakit dan dukamu
pada pundak ini

Di angkasa layang-layang hitam
semakin membayangi
kulihat para koruptor
menarik ulur benangnya
sambil bercerita
tentang rencana naik haji mereka
untuk ketujuh kalinya

Aku putuskan untuk tak lagi bertanya
pada diri, pada ayah bunda, atau siapa pun
sementara airmata menggenangi hati dan mimpi.

: aku memang sedang berada di negeriku
yang semakin pucat dan menggigil

Thursday, June 9, 2005

Kembalilah ke Taman Surga

Saudaraku,...
aku memang bukan ulama’ yang hafal beribu-ribu hadits
dan menulis berjilid-jilid kitab
walaupun begitu aku tetap saudaramu seakidah yang mencintai kebaikan bagimu sebagaimana aku menyenanginya bagi diriku

Saudaraku,...
bisa jadi engkau lebih banyak memiliki hafalan daripadaku
bisa jadi engkau lebih senior dan lebih cerdas daripadaku
namun kukira engkau masih mau menerima nasehat dari saudaramu

Saudaraku,...
sadarkah engkau bahwa kematian mengintai dirimu
hari kebangkitan dan perhitungan ada di hadapanmu
semuanya harus dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya

Saudaraku,...
semua tingkahmu terlihat tidak ada satupun yang tidak tercatat
pintu kamar bisa kau tutup dan kau kunci lampu pun bisa kamu padamkan
tapi ada sepasang mata yang selalu mengawasimu
meskipun engkau tidak pernah melihatnya
engkau tidak bisa bersembunyi
kemanapun engkau lari dengan kemaksiatan dan kesia-siaan

Saudaraku,...
kebenaran ada di hadapanmu majelis ilmu bertebaran di sekelilingmu
tidakkah engkau tergerak untuk menghampirinya
mereguk cahaya ilmu dan merasakan kesejukannya

Saudaraku,...
aku memang bukan dosen yang bisa memaksamu
mengerjakan tugas ini dan itu aku juga bukan rektor
yang bisa mengusirmu dari bangku kuliah
tapi aku sekedar sahabat dan saudaramu yang sedih
menyaksikan cara hidupmu

Saudaraku,...
kesempatan dan kesehatan selama ini mungkin terlalu terbuka lebar bagimu
sehingga dengan seenaknya kau sia-siakan dan kau telantarkan

Saudaraku,...
kehidupan penuh dengan tantangan sementara ilmu sangat dibutuhkan
ilmu tentang Ar Rohman dan tentang bagaimana menjalani kehidupan
tentang bagaimana berakhlak mulia tuk menggapai surga

Saudaraku,...
aku memang bukan ulama’
walaupun begitu aku tetap saudaramu seakidah yang mencintai kebaikan bagimu sebagaimana aku menyenanginya bagi diriku

Saudaraku,...
jangan sia-siakan kesempatan ini mungkin tahun depan atau bahkan besok
engkau tidak bisa menemukannya lagi
lalu ketika itu penyesalanmu tiada berguna lagi
’mengapa dulu aku tidak bersungguh-sungguh menimba ilmu syar’i’

Saudaraku,...
dunia itu hina walaupun semua orang mengatakannya berharga
dunia tetap hina dan akhiratlah yang lebih mulia
dunia akan binasa sedangkan akhirat kekal selamanya
Apakah yang kau kejar wahai saudaraku sementara kematian mengejarmu ?

Dari seorang penuntut ilmu syar’i ma’had Al ’Ilmi