Beberapa saat berlalu, dan Yudi (25), nama lelaki itu, keluar dari pintu pegadaian dengan kepala tertunduk. Ayah satu anak ini tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya karena harus merelakan cincin kawinnya digadaikan di Pegadaian Pasar Senen. Ia terpaksa melakukan hal itu demi mendapatkan uang untuk berlebaran nanti. “Lebaran nanti keperluan banyak,“ ujarnya lirih.
Ia menuturkan, gaji sebagai penjaga loket di Ancol tidak mencukupi, sementara THR-nya baru keluar seminggu setelah Lebaran. Padahal kebutuhan untuk berlebaran harus segera dibeli. Ia merencanakan menggunakan uang hasil gadai untuk membeli pakaian istri dan anaknya yang baru berumur tiga bulan.
Ia tidak tega membiarkan istrinya berlebaran tanpa pakaian baru, karena saudara dan tetangga lainnya sudah berulang kali mengajak istrinya itu berbelanja. "Selama ini jawaban yang kami berikan adalah menunggu THR. Tapi yang ditunggu itu ternyata baru muncul nanti," katanya.
Namun Yudi sedikit kecewa lantaran cincin emas seberat lima gram yang digadaikan hanya ditaksir Rp350 ribu. ”Tapi mau bagaimana lagi, cuma itu yang bisa digadai. Yah, mudah-mudahan cukup,” ujarnya dengan nada rendah. Uang itu pun dilipatnya dan dimasukkan ke dalam kantong celana jins-nya yang robek.
Yudi mengaku tindakannya itu atas sepengetahuan istrinya. ”Istri sudah setuju. Ini kan buat keperluan dia juga,” ujarnya sambil tersenyum kecut. Mereka berencana akan menebus kembali simbol ikatan cinta itu kelak setelah THR-nya keluar.
Mendekati hari Lebaran, pegadaian memang menjadi salah satu tujuan bagi mereka yang membutuhkan uang. Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat kita memang masih hidup kekurangan. Sementara meniadakan hal-hal yang sudah menjadi "tradisi" Lebaran kadang sulit dilakukan.
Karena di hari Lebaran-lah satu-satunya kesempatan untuk pulang ke kampung halaman bagi sementara orang. Tak jarang pula Lebaran jadi satu-satunya momen untuk membeli baju baru, karena di luar itu tidak ada lagi uang yang ada, atau diusahakan ada.
Dan di waktu seperti inilah pegadaian menjadi tempat orang "memasrahkan" barang-barangnya. Tempat di mana beberapa orang terpaksa menggadaikan "cintanya" demi yang tercinta, seperti Yudi yang masih menerawang melihat jari manisnya yang kini polos.
No comments :
Post a Comment