Puisi ini karya "rizapn", saya suka puisi ini..buat mengingatkan saya kalo' nantinya di alam kubur, udah ga ada waktu lagi buat meminta ampun...
Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...
Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...
Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku,
yang selama ini telah aku sakiti hati nya,
yang selama ini telah aku bohongi
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu
Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka,
maafkan aku ayah dan ibu,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka ...
Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terdefinisikan ...
rizapn, april duaribu tiga (28042003)
"Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya."(Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad)
Wednesday, March 30, 2005
Ini aku, manusia
bilang pada angin
aku bisa menirunya meniup sejuk
bilang pada matahari
aku bisa menirunya menyalakan panas
bilang pada bulan
aku bisa menirunya membiaskan cahaya
agar iri, agar dengki
ini aku, Manusia
angin, matahari, bulan
coba tiru aku !
menumpuk harta menabung riba
menjilat nista bergelimang dosa
ya, ini aku manusia
Jakarta, 30 Maret 2005
aku bisa menirunya meniup sejuk
bilang pada matahari
aku bisa menirunya menyalakan panas
bilang pada bulan
aku bisa menirunya membiaskan cahaya
agar iri, agar dengki
ini aku, Manusia
angin, matahari, bulan
coba tiru aku !
menumpuk harta menabung riba
menjilat nista bergelimang dosa
ya, ini aku manusia
Jakarta, 30 Maret 2005
Akhir hati
jika dosa membuatku nikmat
mengapa sesal selalu menggugat
sedangkan nafsu bertahta kuat
menjajah hati yang pekat
Jika takdir menentukan akhirku
bisakah kuminta Engkau satu
ambil dan remukan hati ini dulu
biar tak malu menghadapMU
Jakarta, 30 Maret 2005
mengapa sesal selalu menggugat
sedangkan nafsu bertahta kuat
menjajah hati yang pekat
Jika takdir menentukan akhirku
bisakah kuminta Engkau satu
ambil dan remukan hati ini dulu
biar tak malu menghadapMU
Jakarta, 30 Maret 2005
Khalila Humaira
dengar...
dunia, kami kabarkan padamu
pagi ini, 13 Desember 2003
Dia memberikan kami cahaya sebelum matahari sempat menyapa
Khalila Humaira Baso (Lila)....cahaya kami
duh Nak,
kami tak bisa lagi mengungkap cinta, karena kaulah cinta
semoga selama hidupmu kau tak lupa janjimu denganNya
berbagi kasih untuk dunia
berjalan diatasnya dengan tuntunan agama
lihat nak,
matahari pagi inipun iri
karena kau lebih bisa menghangatkan hati kami
separuh jiwa kami, ayah bundamu
ada padamu
Ayah&bundamu,
Depok 14/12/03
dunia, kami kabarkan padamu
pagi ini, 13 Desember 2003
Dia memberikan kami cahaya sebelum matahari sempat menyapa
Khalila Humaira Baso (Lila)....cahaya kami
duh Nak,
kami tak bisa lagi mengungkap cinta, karena kaulah cinta
semoga selama hidupmu kau tak lupa janjimu denganNya
berbagi kasih untuk dunia
berjalan diatasnya dengan tuntunan agama
lihat nak,
matahari pagi inipun iri
karena kau lebih bisa menghangatkan hati kami
separuh jiwa kami, ayah bundamu
ada padamu
Ayah&bundamu,
Depok 14/12/03
Thursday, March 17, 2005
Khanaya Azzahra Baso
Minggu, 4 Augustus 2002 malam, Kami dikaruniai Anugrah dan Amanah yang besar dari Sang Maha Agung.
Khanaya Azzahra Baso (Naya), demikian Anugrah itu kami namakan.
Anak-kami, Amanah-Nya, cucu pertama orang tuaku,
lahir normal dengan berat 3,2 KG dan panjang 51 CM.
Gembira, menangis, ber-dzikir kami....
Adzan yang aku serukan, khomad yang aku dengungkan.....
Mohon ampun aku segerakan untuk kedua orang tuaku,
mengharap do'a mereka agar anak kami, cucu pertama mereka,
menjadi orang yang baik ahlaknya, santun sifatnya, tegar hatinya
Mahluk mungil-Nya itu,…
tak berkata dia, tapi yakin kami, dan percaya,
bahwa dia tahu dia dicintai
Karena Dia, Sang Maha Agung,
dalam rahim hangat bunda, telah meyakinkan dia
bahwa dia dinanti, dia diidamkan,….
Anakku….Khanaya Azzahra Baso, Naya
Ayah&bundamu,
Jakarta 05/08/02
Khanaya Azzahra Baso (Naya), demikian Anugrah itu kami namakan.
Anak-kami, Amanah-Nya, cucu pertama orang tuaku,
lahir normal dengan berat 3,2 KG dan panjang 51 CM.
Gembira, menangis, ber-dzikir kami....
Adzan yang aku serukan, khomad yang aku dengungkan.....
Mohon ampun aku segerakan untuk kedua orang tuaku,
mengharap do'a mereka agar anak kami, cucu pertama mereka,
menjadi orang yang baik ahlaknya, santun sifatnya, tegar hatinya
Mahluk mungil-Nya itu,…
tak berkata dia, tapi yakin kami, dan percaya,
bahwa dia tahu dia dicintai
Karena Dia, Sang Maha Agung,
dalam rahim hangat bunda, telah meyakinkan dia
bahwa dia dinanti, dia diidamkan,….
Anakku….Khanaya Azzahra Baso, Naya
Ayah&bundamu,
Jakarta 05/08/02
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)