Thursday, September 27, 2007

Sesungguhnya Setelah Kesulitan Ada Kemudahan

WAHAI manusia, ketahuilah bahwa sesudah lapar pasti ada kenyang; sesudah dahaga pasti ada segar; sesudah melek pasti ada tidur; sesudah sakit pasti ada sembuh; orang yang tidak hadir pasti akan datang; orang yang sesat jalan pasti akan mendapat petunjuk; penderitaan pasti akan berakhir; dan kegelapan pasti akan lenyap. ”Allah pasti akan mendatangkan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya.” (QS 5:52)

Gembirakanlah malam dengan datangnya cahaya fajar shadiq yang akan mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan lereng-lereng lembahnya. Gembirakanlah orang yang dirundung kesusahan dengan kemudahan yang akan datang kepadanya secara mengejutkan secepat cahaya bagaikan kedipan mata. Gembirakanlah orang yang tertimpa bencana dengan datangnya kelembutan (pertolongan) yang tersembunyi dan uluran tangan yang penuh kasih sayang.

Jika Anda melihat padang sahara terbentang luas, ketahuilah bahwa dibalik itu terdapat taman-taman yang hijau lagi sangat teduh naungannya. Jika Anda melihat tambang yang terus-menerus dikencangkan ikatannya, ketahuilah bahwa ia pasti akan terputus.

Bersama tangisan pasti akan ada senyuman; bersama ketakutan pasti akan ada keamanan; dan bersama kegelisahan pasti akan ada ketenangan. Api tidak dapat membakar Ibrahim, kesayangan Allah, karena penjagaan rabbani telah membukakan jendela yang mengalirkan ”kesejukan dan keselamatan” (QS 21:69) baginya.

Laut tidak dapat menenggelamkan Nabi Musa AS, karena ia mengatakan dengan suaranya yang kuat dan penuh ketulusan: ”Sekali-kali kita tidak akan tersusul. Sesungguhnya Tuhanku akan menyelamatkan dan menunjukkan jalan kepadaku.”( QS 26:62)

Ketika Nabi Muhammad SAW berada di dalam gua persembunyiannya, beliau menghibur hati shabatnya yang bersama mereka berdua, lalu turunlah rasa aman, pertolongan, dan ketenangan.

Sesungguhnya para pengabdi kesibukan rutinnya dan budak-budak lingkungannya yang kelam, mereka memandang dirinya hanyalah sebagai orang-orang yang terhimpit oleh kesusahan, kesempitan, dan kesengsaraan hidup. Demikian itu karena sesungguhnya mereka tidak mau melihat, kecuali hanya sebatas tembok kamar dan pintu rumahnya. Mengapa mereka tidak mau menembus penglihatan mereka ke balik tirai-tirai yang mengungkungnya, lalu melepaskan kendali pikiran mereka dengan bebas hingga menjangkau apa yang ada di balik tembok-tembok yang menyekat mereka?

Oleh karena itu, janganlah Anda bersempit dada, karena mustahil suatu keadaan yang menyengsarakan akan berlangsung terus-menerus tanpa ada perubahan. Ibadah yang paling utama adalah menunggu datangnya kemudahan mengusir kesulitan. Hari-hari silih berganti; roda masa akan terus berputar; malam-malam hari terus bergulir; kegaiban selalu tersembunyi; dan Yang Mahabijaksana setiap harinya selalu dalam kesibukan. Mudah-mudahan Allah akan memberikan kemudahan sesudah semuanya itu. Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. (Laa Tahzan, Jangan Bersedih)

Kisah Seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi

Dari milis Tahajjud-call....

Buat para koruptor kisahnya dibaca ya..dihayati. .kemudian diikuti.


Sebagai pegawai Departemen Keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalang kabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim Inspektorat Jenderal datang, BPK datang, teman-teman di kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu sebenarnya lebih menyenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung.

Saya Arif Sarjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya menikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan.

Saya ketika itu mungkin termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim.Waktu itu pertentangan memang sangat keras. Saya punya prinsip satu saja, karena takut pada Allah, jangan sampai ada rezeki haram menjadi daging dalam diri dan keturunan. Itu saja yang selalu ada dalam hati saya.

Kalau ingat prinsip itu, saya selalu menegaskan lagi untuk mengambil jarak yang jelas dan tidak menikmati sedikit pun harta yang haram. Syukurlah, prinsip itu bisa didukung keluarga, karena isteri juga aktif dalam pengajian keislaman. Sejak awal ketika menikah, saya sampaikan kepada isteri bahwa saya pegawai negeri di Departemen Keuangan, meski imej banyak orang, pegawai Departemen Keuangan kaya, tapi sebenarnya tidak begitu. Gaji saya hanya sekian, kalau mau diajak hidup sederhana dan tanpa korupsi, ayo. Kalau tidak mau, ya sudah tidak jadi.

Dari awal saya sudah berusaha menanamkan komitmen kami seperti itu. Saya juga sering ingatkan kepada isteri, bahwa kalau kita konsisten dengan jalan yang kita pilih ini, pada saat kita membutuhkan maka Allah akan selesaikan kebutuhan itu. Jadi yg penting usaha dan konsistensi kita. Saya juga suka mengulang beberapa kejadian yg kami alami selama menjalankan prinsip hidup seperti ini kepada istri. Bahwa yg penting bagi kita adalah cukup dan berkahnya, bahwa kita bisa menjalani hidup layak. Bukan berlebih seperti memiliki rumah dan mobil mewah.

Menjalani prinsip seperti ini jelas banyak ujiannya. Di mata keluarga besar misalnya, orangtua saya juga sebenarnya mengikuti logika umum bahwa orang pajak pasti kaya. Sehingga mereka biasa meminta kami membantu adik-adik dan keluarga. Tapi kami berusaha menjelaskan bahwa kondisi kami berbeda dengan imej dan anggapan orang. Proses memberi pemahaman seperti ini pada keluarga sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sampai akhirnya pernah mereka berkunjung ke rumah saya di Medan, saat itulah mereka baru mengetahui dan melihat bagaimana kondisi keluarga saya, barulah perlahan-lahan mereka bisa memahami.


Jabatan saya sampai sekarang adalah petugas verifikasi lapangan atau pemeriksa pajak. Kalau dibandingkan teman-teman seangkatan sebenarnya karir saya bisa dikatakan terhambat antara empat sampai lima tahun. Seharusnya paling tidak sudah menjabat Kepala Seksi, Eselon IV. Tapi sekarang baru Eselon V. Apalagi dahulu di masa Orde Baru, penentangan untuk tidak menerima uang korupsi sama saja dengan karir terhambat. Karena saya dianggap tidak cocok dengan atasan, maka kondite saya di mata mereka buruk.Terutama poin ketaatannya, dianggap tidak baik dan tidak patuh.

Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari semua pengalaman itu. Antara lain, orang-orang yang berbuat jahat akan selalu berusaha mencari kawan apa pun caranya. Cara keras, pelan, lewat bujukan atau apa pun akan mereka lakukan agar mereka mendapat dukungan. Mereka pada dasarnya tidak ingin ada orang yang bersih. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak seperti mereka.

Pengalaman di kantor yang paling berkesan ketika mereka menggunakan cara paling halus, pura-pura berteman dan bersahabat. Tapi belakangan, setelah sekian tahun barulah ketahuan, kita sudah dikhianati. Cara seperti in seperti sudah direkayasa. Misalnya, pegawai-pegawai baru didekati. Mereka dikenalkan dengan gaya hidup dan cara bekerja pegawai lama, bahwa seperti inilah gaya hidup pegawai Departemen Keuangan. Bila tidak berhasil, mereka akan pakai cara lain lagi, begitu seterusnya. Pola-pola apa saja dipakai, sampai mereka bisa merangkul orang itu menjadi teman.

Saya pernah punya atasan. Dari awal ketika memperkenalkan diri, dia sangat simpatik di mata saya. Dia juga satu-satunya atasan yang mau bermain ke rumah bawahan. Saya dengan atasan itu kemudian menjadi seperti sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri. Di akhir pekan, kami biasa memancing sama-sama atau jalan-jalan bersama keluarga. Dan ketika pulang, dia biasa juga menitipkan uang dalam amplop pada anak-anak saya. Saya sendiri menganggap pemberian itu hanya hadiah saja, berapalah hadiah yang diberikan kepada anak-anak. Tidak terlalu saya perhatikan. Apalagi dalam proses pertemanan itu kami sedikit saja berbicara tentang pekerjaan. Dan dia juga sering datang menjemput ke rumah, mangajak mancing atau ke toko buku sambil membawa anak-anak.

Hingga satu saat saya mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar. Dari hasil pemeriksaan itu saya menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Pada waktu itu, atasan melakukan pendekatan pada saya dengan cara paling halus. Dia mengatakan, kalau semua penyimpangan ini kita ungkapkan, maka perusahaan itu bangkrut dan banyak pegawai yang di-PHK. Karena itu, dia menganggap efek pembuktian penyimpangan itu justru menyebabkan masyarakat rugi. Sementara dari sisi pandang saya, betapa tidak adilnyakalau tidak mengungkap temuan itu. Karena sebelumnya ada yang melakukan penyimpangan dan kami ungkapkan. Berarti ada pembedaan. Jadwal penagihannya pun sama seperti perusahaan lain.

Karena dirasa sulit mempengaruhi sikap saya, kemudian dia memakai logika lain lagi. Apakah tidak sebaiknya kalau temuan itu diturunkan dan dirundingkan dengan klien, agar bisa membayar pajak dan negara untung, karena ada uang yang masuk negara. Logika seperti ini juga tidak bisa saya terima. Waktu itu, saya satu-satunyaanggota tim yang menolak dan memintaagar temuan itu tetap diungkap apa adanya. Meski saya juga sadar, kalau saya tidak menandatangani hasil laporan itu pun, laporan itu akan tetap sah. Tapi saya merasa teman-teman itu sangat ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Paling tidak menerima.

Ketika sudah mentok semuanya, saya dipanggil oleh atasan dan disidang di depan kepala kantor. Dan ini yang amat berkesan sampai sekarang, bahwa upaya mereka untuk menjadikan orang lain tidak bersih memang direncanakan. Di forum itu, secara terang-terangan atasan yang sudah lama bersahabat dan seperti keluarga sendiri dengan saya itu mengatakan,

"Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik."

Saya katakan, "Tidak munafik bagaimana Pak? Selama ini saya insya Allah konsisten untuk tidak melakukan korupsi"

Kemudian ia sampaikan terus terang bahwa uang yang selama kurang lebih dua tahun ia berikan pada anak sayaadalah uang dari klien. Ketika mendengar itu, saya sangat terpukul, apalagi merasakan sahabat itu ternyata berkhianat.Karena terus terang saya belum pernah mempunyai teman sangat dekat seperti itu, kacuali yang memang sudah sama-sama punya prinsip untuk menolak uang suap. Bukan karena saya tidak mau bergaul, tapi karena kami tahu persis bahwa mereka perlahan-lahan menggiring ke arah yang mereka mau.

Ketika merasa terpukul dan tidak bisa membalas dengan kata-kata apa pun, saya pulang. Saya menangis dan menceritakan masalah itu pada isteri saya di rumah. Ketika mendengar cerita saya itu, isteri langsung sujud syukur.

Ia lalu mengatakan, "Alhamdulillah. Selama ini uang itu tidak pernah saya pakai," katanya.

Ternyata di luar pengatahuan saya, alhamdulillah, amplop-amplo itu tidak digunakan sedikit pun oleh isteri saya untuk keperluan apa pun. Jadi amplop-amplop itu disimpan di sebuah tempat, meski ia sama sekali tidak tahu apa status uang itu. Amplop-amplop itu semuanya masih utuh. Termasuk tulisannya masih utuh, tidak ada yang dibuka. Jumlahnya berapa saya juga tidak tahu. Yang jelas, bukan lagi puluhan juta. Karena sudah masuk hitungan dua tahun dan diberikan hampir setiap pekan.

Saya menjadi bersemangat kembali. Saya ambil semua amplop itu dan saya bawa ke kantor. Saya minta bertemu dengan kepala kantor dan kepala seksi. Dalam forum itu, saya lempar semua amplop itu di hadapan atasan saya hingga bertaburan di lantai.

Saya katakan, "Makan uang itu, satu rupiah pun saya tidak pernah gunakan uang itu. Mulai saat ini, saya tidak pernah percaya satu pun perkataan kalian."

Mereka tidak bisa bicara apa pun karena fakta obyektif, saya tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Tapi esok harinya, saya langsung dimutasi antar seksi. Awalnya saya diauditor, lantas saya diletakkan di arsip, meski tetap menjadi petugas lapangan pemeriksa pajak. Itu berjalan sampai sekarang. Ketika melawan arus yang kuat, tentu saja da saat tarik-menarik dalam hati dan konflik batin. Apalagi keluarga saya hidup dalam kondisi terbatas. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak tergoda untuk menggunakan uang yang tidak jelas.

Ada pengalaman lain yang masih saya ingat sampai sekarang. Ketika saya mengalami kondisi yang begitu mendesak. Misalnya, ketika anak kedua lahir. Saat itu persis ketika saya membayar kontrak rumah dan tabungan saya habis. Sampai detik-detik terakhir harus membayar uang rumah sakit untuk membawa isteri dan bayi kami ke rumah, saya tidak punya uang serupiah pun. Saya mau bcara dengan pihak rumah sakit dan terus terang bahwa insya Allah pekan depan akan saya bayar, tapi saya tidak bisa ngomong juga.

Akhirnya saya keluar sebentar ke masjid untuk sholat dhuha. Begitu pulang dari sholat dhuha, tiba-tiba saja saya ketemu teman lama di rumah sakit itu. Sebelumnya kami lama sekali tidak pernah jumpa. Dia dapat cerita dari teman bahwa isteri saya melahirkan, maka dia sempatkan datang ke rumah sakit. Wallahua'lam apakah dia sudah diceritakan kondisi saya atau bagaimana, tetapi ketika ingin menyampaikan kondisi saya pada pihak rumah sakit, saya malah ditunjukkan kwitansi seluruh biaya perawatan isteri yang sudah lunas. Alhamdulillah.

Adalagi peristiwa hampir sama, ketika anak saya operasi mata karena ada lipoma yang harus diangkat. Awalnya, saya pakai jasa askes. Tapi karena pelayanan pengguna Askes tampaknya apa adanya, dan saya kasihan karena anak saya baru berumur empat tahun, saya tidak pakai Askes lagi. Saya ke Rumah Sakit yang agak bagus sehingga pelayanannya juga agak bagus. Itu saya lakukan sambil tetap berfikir, nanti uangnya pinjam dari mana?

Ketika anak harus pulang, saya belum juga punya uang. Dan saya paling susah sekali menyampaikan ingin pinjam uang. Alhamdulillah, ternyata Allah cukupkan kebutuhan itu pada detik terakhir. Ketika sedang membereskan pakaian di rumah sakit, tiba-tiba Allah pertemukan saya dengan seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Ia bertanya bagaimana kabar, dan saya ceritakan anak saya sedang dioperasi. Dia katakan, "Kenapa tidak bilang-bilang" Saya sampaikan karena tidak sempat saja. Setelah teman itu pulang, ketika ingin menyampaikan penundaan pembayaran, ternyata kwitansinya juga sudah dilunasi oleh teman itu. Alhamdulillah.

Saya berusaha tidak terjatuh ke dalam korupsi, meski masih ada tekanan keluarga besar, di luar keluarga inti saya. Karena ada teman yang tadinya baik tidak memakan korupsi, tapi jatuh karena tekanan keluarga. Keluarganya minta bantuan, karena takut dibilang pelit, mereka terpaksa pinjam sana sini. Ketika harus bayar, akhirnya mereka terjerat korupsi juga. Karena banyak yang seperti itu, dan saya tidak mau terjebak begitu, saya berusaha dari awal tidak demikian. Saya berusaha cari usaha lain, dengan mengajar dan sebagainya. Isteri saya juga bekerja sebagai guru.

Di lingkungan kerja, pendekatan yang saya lakukan biasanya lebih banyak dengan bercanda. Sedangkan pendekatan serius, sebenarnya mereka sudah puas dengan pendekatan itu, tapi tidak berubah. Dengan pendekatan bercanda, misalnya ketika datang tim pemeriksa dari BPK, BPKP, atau Irjen. Mereka gelisah sana-sini kumpulkan uang untuk menyuap pemeriksa. Jadi mereka dapat suap lalu menyuap lagi. Seperti rantai makanan. Siapa memakan siapa.

Uang yang mereka kumpulkan juga habis untuk dipakai menyuap lagi. Mereka selalu takut ini takut itu. Paling sering saya hanya mengatakan dengan bercanda, "Uang setan ya dimakan hantu." Dari percakapan seperti itu ada juga yang mulai berubah, kemudian berdialog dan akhirnya berhenti sama sekali. Harta mereka jual dan diberikan kepada masyarakat. Tapi yang seperti itu tidak banyak. Sedikit sekali orang yang bisa merubah gaya hidup yang semula mewah lalu tiba-tiba miskin. Itu sulit sekali.

Adajuga diantara teman-teman yang beranggapan, dirinya tidak pernah memeras dan tidak memakan uang korupsi secara langsung. Tapi hanya menerima uang dari atasan. Mereka beralasan toh tidak meminta dan atasan itu hanya memberi. Mereka mengatakan tidak perlu bertanya uang itu dari mana. Padahal sebenarnya, dari ukuran gaji kami tahu persis bahwa atasan kami tidak akan pernah bisa memberikan uang sebesar itu.

Atasan yang memberikan itu berlapis-lapis. Kalau atasan langsung biasanya memberi uang hari Jum'at atau akhir pekan. Istilahnya kurang lebih uang Jum'atan. Atasan yang berikutnya lagi pada momen berikutnya memberi juga. Kalau atasan yang lebih tinggi lagi biasanya memberi menjelang lebaran dan sebagainya. Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih besar uang dari atasan dibanding gaji bulanan.

Orang-orang yang menerima uang seperti ini yang sulit berubah. Mereka termasuk rajin sholat, puasa sunnah dan membaca Al-Qur'an. Tetapi mereka sulit berubah. Ternyata hidup dengan korupsi memang membuat sengsara. Di antara teman-teman yang korupsi, ada juga yang akhirnya dipecat, ada yang melarikan diri karena dikejar-kejar polisi, ada yang isterinya selingkuh dan lain-lain. Meski secara ekonomi mereka sangat mapan, bukan hanya sekadar mapan.

Yang sangat dramatis, saya ingat teman sebangku saya saat kuliah di STAN. Awalnya dia sama-sama ikut kajian keislaman di kampus. Tapi ketika keluarganya mulai sering minta bantuan, adiknya kuliah, pengobatan keluarga dan lainnya, dia tidak bisa berterus terang tidak punya uang. Akhirnya ia mencoba hutang sana-sini. Dia pun terjebak dan merasa sudah terlanjur jatuh, akhirnya dia betul-betul sama dengan teman-teman di kantor. Bahkan sampai sholat ditinggalkan. Terakhir, dia ditangkap polisi ketika sedang mengkonsumsi narkoba. Isterinya pun selingkuh. Teman itu sekarang dipecat dan dipenjara.

Saya berharap akan makin banyak orang yang melakukan jihad untuk hidup yang bersih. Kita harus bisa menjadi pelopor dan teladan di mana saja. Kiatnya hanya satu, terus menerus menumbuhkan rasa takut menggunakan dan memakan uang haram. Jangan sampai daging kita ini tumbuh dari hasil rejeki yang haram. Saya berharap, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pada kami keistiqomahan (matanya berkaca-kaca) .

Sumber: (Majalah Tarbawi Edisi 111 Th. 7/Jumadal Ula 1426 H/23 Juni 2005)

Thursday, September 20, 2007

Armageddon akan terjadi pada thn 2035?

Masih ingat dengan film "Armageddon" ? sebuah film yang menggambarkan jatuhnya asteroid yang cukup besar ke bumi dan menimbulkan efek kehancuran yang sangat fantastis (atau mengerikan?). Nah,...hari ini dapat postingan dari milist "Tahajjud-Call", seorang rekan yang mengikuti pengajian menuturkan bahwa sang Ustadz membenarkan kemungkinan akan terjadinya "Armageddon" atau bertabraknya Bumi dengan Asteroid pada tahun 2035 nanti, dari berita-berita yg diterima beliau (detailnya dibawah prolog ini).

Anyway, tertarik dengan berita ini, saya Googling, key word yang saya masukkan "Asteroid will hit Earth 2035"...and whoala !! there are 18,300 items found !!.
Dari sekian banyak berita tersebut, I pick one title that arouse my curiosity the most, The Asteroid Apophis: Could it Hit our Planet?.

Now, from that news you can see that there is one point which has been extremely exaggerated...yup, diameter asteroid tersebut 'hanya' 390 meter, bukan 1/10 besar bumi seperti yang akan anda baca di bawah ini. Namun, selain satu hal yang terlalu dibesar-besarkan tersebut, other infomations bisa dianggap benar. Dan yang paling membuat saya agak tertegun adalah perincian "Armageddon" tersebut menurut Al-Quran, surat Al Infithaar (82) ayat 1-5. Oke, mungkin ini hanya penafsiran orang yg bukan pakar di bidang tafsir Al-Quran, hanya saja kecenderungan hati saya ini untuk membenarkan penafsiran tersebut yang makin mengelisahkan.


"Ya Allah, ya Rabb...mudahkanlah hamba untuk memahami ayat-ayat MU".


Ini copy lengkap dari postingan tersebut.


Assalamualaikum,

Benar atau tidaknya, yang jelas pada saat kemaren pengajian di Masjid Baitussalam, komplek Gedung Arthaloka, Sudirman. Sang ustadz berkata, bahwa 3 bulan kemaren begitu banyak berita yang diulang ulang bahwa akan ada tabrakan antara bumi dan sebuah asteroid yang besarnya 1/10 besar bumi yang diperkirakan NASA akan terjadi pada tahun 2035 (masih hidupkah kita?). Point point yang dapat diambil dari sebuah tabrakan ini beliau berkata yakni :

1. Lapisan Ozon yang sudah bolong dimana mana, dan ini menyebabkan tak terlindungnya lagi dari sinar matahari dan meteor yang jatuh ke bumi.

2. Jatuhnya sebuah asteroid yang begitu besar (1/10 bumi).

3. Diperkirakan akan jatuh di Samudra dan akan menyebabkan tsunami yang begitu besar dimana mana.

4. Akibat dari tsunami tersebut, maka daratan akan hancur.

Ternyata kata ustadz tersebut, hal ini sudah tercantum di empat belas abad yang lalu, tak usah jauh jauh, cukup di Juz Amma saja, coba kita buka surat Al Infithaar, Surat ke 82 ayat 1-5.

1. [82.1] Apabila langit terbelah, (ozon yang bolong?)

2. [82.2] dan apabila bintang jatuh berserakan, (asteroid yang jatuh?)

3. [82.3] dan apabila lautan dijadikan meluap, (tsunami?)

4. [82.4] dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, (hancurnya daratan?)

dan jika ini benar benar terjadi maka ayat ke 5 pun berlaku,

[82.5] maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (disaat itu kita baru sadar se sadar sadarnya, saat kondisi kita terjepit dalam kematian)

Betul atau tidaknya nanti terjawab pada tahun 2035, atau seperti saya masih duduk dibangku pendidikan, masih nonton film "Armageddon" , bahwa nantinya asteroid yang tersebut di ledakkan dahulu sebelum sampai ke bumi, saya tidak tahu. Yang jelas kalau kata film bahwa "kiamat sudah dekat" adalah benar, memang kiamat tiap hari memang makin mendekat, cuma kita saja yang harus bisa menyiapkan, bekal apa yang bisa kita bawa dihadapan Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Karena jika hal ini tidak jadi terjadi pada tahun 2035, maka kiamat nanti pasti akan terjadi, kan gak mungkin Quran bo'ong !?

Mungkin bukan cuma kita yang pusing, Saudara saudara kita yang dialam barzah saja sudah pusing, karena apabila mereka dialam barzah saja sudah sengsara, bagaimana nantinya di neraka?

Segala kejadian dialam ini adalah tazkiroh/peringatan kepada kita, bahwa memang kita hidup ini untuk mempersiapkan kita untuk balik kampung, kampung dimana mbah buyut kita yakni Nabi Adam A.S berasal, yakni akhirat. Dan menyadarkan kita bahwa sekarang ini kita masih disebuah pohon rindang, pohon yang sejuk, dan damai dan melenakan, bagi yang terlena dan cuma tidur tiduran saja dipohon ini. Akan tetapi bisa juga pohon ini sebagai pembekalan bagi orang yang sadar, mereka membekali mereka dengan buah buah pohon ini, dana mengumpulkan tenaganya, untuk perjalanan mereka yang lebih panjang yakni kampung halaman...

Selamat Ramadhan..., mari jadikan ramadhan ini jauh amat lebih baik dari ramadhan tahun lalu, jadikan banyak bekal yang kita dapat dengan amal amal yang kita petik sebagai buahnya.

Mari ramadhankan hati kita !
Rediyans

Wednesday, September 12, 2007

7 Keajaiban Indonesia Impian

Hari ini saya menerima email dari seorang sahabat berupa attacment sebuah poster yg isinya mengenai 7 keajaiban Indonesia. Saya tidak tahu apakah harus senang atau miris dengan isi poster tersebut. Silahkan anda menilai sendiri.


Kalo' engga kebaca, saya copy-kan dibawah ini :

- Ditengah krisis kedamaian, Nangroe Aceh Darussalam MENUJU KEDAMAIAN.

- Ditengah krisis pendidikan, Jonathan Pradana Mailoa MENJADI JUARA DUNIA OLIMPIADE FISIKA 2006.

- Ditengah krisis pertanian, Murjiyo (63), Petani di Jetis, Bantul, DIY. MENCIPTAKAN 87 RESEP PEMBASMI HAMA dan PENYAKIT, SERTA 16 RESEP PUPUK KOMPOS, PUPUK CAIR dan PERANGSANG TUMBUH.

- Ditengah krisis teknologi informasi, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD. (35) MENCIPTAKAN ANTENA SATELIT SETEBAL 16 mm YANG TEMBUS PANDANG.

- Ditengah krisis energi listrik, Desa Bomomani, Distrik Mapia, Kabupaten Nabire, Papua. CUKUP ENERGI LISTRIK SECARA MANDIRI.

- Ditengah krisis birokrasi, Kabupaten Jembrana Yang Tergolong Miskin, MEMBEBASKAN ANAK-ANAKNYA DARI BIAYA PENDIDIKAN DAN MASYARAKATNYA DARI BIAYA PELAYANAN KESEHATAN.

- Ditengah krisis kejujuran, Waras (56), Warga Siring, Porong Sidoarjo, MENGEMBALIKAN KELEBIHAN PEMBAYARAN UANG MUKA GANTI RUGI SEBESAR Rp. 429 JUTA, KE PT. MINARAK LAPINDO JAYA.

Tuesday, September 11, 2007

Kedunguan Kasta vs Komitmen Perjuangan

Oleh: Alm. Ustd. Rahmat Abdullah

Pada suatu hari lewatlah seseorang di depan Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada seseorang disampingnya:

"Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?"

Orang itu menjawab: "Ia lelaki golongan terhormat. Demi ALLAH, seandainya meminang pastilah diterima dan bila memberi pembelaan pasti dikabulkan".

Lalu Rasulullah SAW berdiam. Kemudian melintaslah seseorang. Rasulullah bertanya kepada orang yang disampingnya tadi:

“Bagaimana pandanganmu tentang orang ini?"

Ia menjawab: "Ia muslim yang faqir. Bila meminang pantas ditolak, bila memberi pembelaan takkan didengar pembelaannya dan bila berbicara takkan didengar ucapannya".

Rasulullah SAW bersabda : "Sepenuh bumi ia lebih baik daripada orang tadi (yang pertama)" (HSR Muslim).

Ketika Da'wah ini muncul dan eksis dalam waktu yang sangat singkat, ia telah menyatakan jatidirinya dengan jelas. Ia adalah kemenangan bagi siapa saja yang mau berjuang, tidak peduli anak siapa dan berapa kekayaan bapaknya. Ia tidak peduli penolakan Bani Israil pasca nabi Musa AS ketika nabi mereka menyatakan bahwa Thalut yang miskin telah dipilih ALLAH untuk menjadi pemimpin mereka (Qs.2:247).

Ia tidak juga memanjakan 'kesombongan intelektualisme' kaum nabi Nuh AS yang mencap Nuh hanya diikuti oleh 'orang-orang rendah, yang dangkal fikiran' (aradziluna badia'r ra'yi, tidak kritis, Qs. 11:27).

Bahkan ia pun tak sungkan-sungkan menegur keras nabinya karena 'logika prioritas' yang dibangunnya menyebabkan Abdullah bin Ummi Maktum 'nyaris tertinggal'. Alqur-an menyebutkan "Ia telah bermasam muka dan berpaling, ketika datang kepadanya hamba yang buta" (Qs. 80:1-2).

Siapa yang tak kenal keutamaan keempat khalifah dan beberapa tokoh legendaris di kalangan para sahabat? Namun, carilah dimana nama mereka terpampang dan bukan hanya sifat, selain Zaid, RA (Qs.33:37)?

'Kelas' inilah yang diakui sebagai kekuatan yang dengan mereka "kalian diberi rezki dan dimenangkan" (HSR Bukhari)

Pungguk Mengaku Duduki Bulan

Demi kepentingan mereka, bahkan Dzulqarnain mengoreksi salah kaprah yang merugikan mereka sendiri. mereka berkata: "Wahai Dzulqarnain, maukah Engkau kami beri upeti, agar mau membangunkan tembok (benteng) yang dapat melindungi kami dari (serangan) mereka?" Ia menjawab; "Kedudukan yang ALLAH telah berikan kepadaku itu lebih baik. Cukuplah kalian membantuku dengan kekuatan, aku bangunkan benteng yang kuat, memisahkan antara kamu dan mereka" (Qs.18:94-95) .

Tanpa pembinaan dan penataan yang benar kelas ini akan menjadi kekuatan destruktif yang dikendalikan tangan-tangan berdarah. Dendam kemiskinan kerap membuat orang melahap fatamorgana. Mereka melahap tuduhan bahwa masyarakat tak peduli kepada derita mereka, lalu menyambut lambaian para penipu yang akan menunggangi mereka.

Kalau para kader hanya mencemooh dari jauh kelicikan para tengkulak yang memperdagangkan kemiskinan dan melahap begitu banyak hak masyarakat miskin, tetaplah roda kemenangan berpihak kepada angkara murka.

Banyak orang kaya baru (OKB) berlomba-lomba memamerkan kekayaan mereka dan politisi dari partai-partai baru yang mencaci-maki partai tiran dan korup sebelumnya. Tetapi ajaib, mereka menjadi begitu norak, kemaruk dan lebih 'ndeso' dari para pendahulu.

Orang kaya merambat tak perlu waktu adaptasi. Orang kaya mendadak benar-benar perlu belajar membawa diri. Tetapi orang kaya turunan dan orang kaya mendadak sama-sama perlu memahami dan mengingat kembali kemiskinan, betapa pun pahit.

Kader yang menyikapi jabatan yang diterimanya lebih sebagai amanah dari pada kehormatan, akan dengan cepat belajar menyesuaikan diri dan memahahami karakteristik tugas dan tantangannya. Bawahan yang lebih pandai, diakuinya dan didorongnya untuk cepat menggapai posisi yang lebih sesuai. Mereka berendah hati, karena memang tak takut jatuh dengan merendah. Sebaliknya mereka yang bagaikan senior perpeloncoan yang kerap bermasalah dalam IP mereka, sering menampakkan gejala ketakutan ‘disaingi’.

Perasaan berkasta tinggi

Melecehkan orang yang mereka anggap berkasta lebih rendah. Menelikung siapa saja yang di luar koneksi. Mengkoptasi semua demi keharuman citra diri. Memecahkan masalah dengan menyalahkan orang lain. Melapor segalanya beres tanpa ada yang dibereskan.

Hal paling berat bagi kader yang berorientasi kekuasaan atau dunia ialah usaha untuk mendengarkan dan memahami. Mereka lebih suka didengar, difahami dan dimaklumi. Tak ada kemajuan dalam prestasi kecuali seni membuat-buat alasan. Karena otak tak bekerja, kerap, mereka lebih suka menggunakan lutut.

Muncullah kader-kader 'gagah' dengan mengimitasi tampilan serdadu, bukan meningkatkan etos, disiplin dan kehormatan jundi sejati. "Army Look" adalah kebanggaan mereka yang ingin diterima tanpa harus mengajukan dalil, yang penting orang takut dan nurut.

Kader Sejati

Pepatah lama menyadarkan kita betapa pentingnya mendengar. "Ta'allam husna'l Istima' kama tata'allam husna'l Hadits" (Belajarlah cakap mendengar sebagaimana engkau be-lajar untuk pandai bercakap).

Para 'penjaja'

Fasad telah begitu lihai menggeser cita-rasa masyarakat. Mereka membentuk identitas ABG dengan segala asesori termasuk bahasa. Mereka bentuk mental attitude-nya sendiri dan bahasa gaulnya sendiri. Seluruh sasaran bahasa adalah penjungkirbalikan kemapanan. dan agama adalah bagian yang dianggap kemapanan.

Bahasa lebih fasih dari pada bahasa Islah. Ada bahasa gaul untuk remaja, ada bahasa gaul untuk tua-bangka dan ada bahasa gaul untuk preman, morfinis dan criminal lainnya.

'Ala Man Taqra' Zabura ?!" (Kepada siapa Anda Bacakan Zabur?), adalah sindiran tajam bagi da'i yang asyik menyusun kata dan menikmatinya sendiri, tanpa peduli apakah komunikannya dapat mengerti.

Dalam pertarungan memperebutkan pendukung, ada kekuatan berhasil meyakinkan calon pendukungnya dengan idiom-idiom tipuan yang memukau rakyat. Ada yang dengan jujur meneriakkan visi dan misi mereka, tetapi tidak cukup sampai ke telinga batin mereka.

Banyak kondisi menipu (Zhuruf Muzayyafah) , yang kerap membuahkan kekecewaan. Sesudah iman, ikhlas dan pengenalan konsep serta medan, kemampuan transformasi fikrah dan menangkap gejolak arus bawah mutlak perlu dipertajam. Pesan-pesan penyampaian dengan berbagai pendekatan, patut dibiasakan;

1. Khathibu'n Nas ala Qadri uqulihim (Serulah masyarakat sesuai dengan kadar akal Mereka).

2. Khathibu'n Nas bilughati qaumihim (Serulah masyarakat dengan bahasa kaum mereka).

3. Anzilu'n Nas manazilahum (Dudukkan masyarakat menurut kedudukan mereka).

Karena da'wah bukanlah obral candu, perlu diuji ulang, cukup tajamkah telinga ini mendengar krucuk perut yang hanya berisi angin?

Cukup sensitifkah mata memandang seorang akhi yang membisu dalam kelaparannya yang sangat dan isterinya yang gemetar menanti rizki yang datang dengan sabar?

Masihkah ada waktu muhasabah sebelum tidur, menyusuri wajah demi wajah, adakah yang belum tersantuni? atau menelisik kader yang hanya diberi sanksi, tanpa seorang pun tahu, tiga hari ini ia tak punya tenaga karena sama sekali tak dapat makanan?

Ini mozaik kehidupan kita yang harus ditata menjadi serasi dan harmoni.

Malang nasib dia yang mati rasa, nyinyir menyindir kesengsaraan saudara sebagai buah kemalasan, seraya menghabiskan bertalam-talam makanan yang tak dapat lagi memenuhi rongga perutnya.

Bagaimana ia dapat memahami gelombang besar rakyat jelata yang bagai singa terluka, menanti kapan saatnya menerkam dengan penuh murka.

Saturday, September 8, 2007

Suara yang di dengar mayat

Satu lagi artikel yg saya ambil dari email sahabat saya, kali ini sahabat di tempat kerja, namanya Kadek Firman Hadinata atau biasa dipanggil Kadek. Sudah lama saya ingin menulis mengenai hal ini, hanya saja setiap akan memulai rasa malas lebih dulu menyelusup ke hati, hingga niatpun mati!. Alhamdulillah, hari ini di inbox saya malah saya menerima email dengan artikel yg sama dengan yang ingin saya tulis...Maha Besar Allah. Terima kasih sahabat, semoga dengan saya menyadur artikel dari email yang kau kirim, pahalanya terus mengalir untukmu, bak sungai-sungai di taman surga, dan bagi pembacanya, semoga rahmat dan kasih sayangNya senantiasa mencerahkan hati dan pikiran untuk menerima hidayah dari-Nya.

Yang akan ikut mayat adalah tiga hal, yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya


Ada dua yang kembali dan satu akan tinggal bersamanya, yaitu;
1. Keluarga dan hartanya akan kembali
2. Amalnya akan tinggal bersamanya.

Maka ketika roh meninggalkan jasad...terdengarlah suara dari langit memekik, "Wahai Fulan anak si Fulan...

  • Apakah kau yang telah meninggalkan dunia, atau dunia yang meninggalkanmu
  • Apakah kau yang telah menumpuk harta kekayaan, atau kekayaan yang telah menumpukmu
  • Apakah kau yang telah menumpuk dunia, atau dunia yang telah menumpukmu
  • Apakah kau yang telah mengubur dunia, atau dunia yang telah menguburmu."

Ketika mayat tergeletak akan dimandikan....terdengar dari langit suara memekik, "Wahai Fulan anak si Fulan...

  • Mana badanmu yang dahulunya kuat, mengapa kini terkulai lemah
  • Mana lisanmu yang dahulunya fasih, mengapa kini bungkam tak bersuara
  • Mana telingamu yang dahulunya mendengar, mengapa kini tuli dari seribu bahasa
  • Mana sahabat-sahabatmu yang dahulunya setia, mengapa kini raib tak bersuara"


Ketika mayat siap dikafankan
...suara dari langit terdengar memekik, "Wahai Fulan anak si Fulan

  • Berbahagialah apabila kau bersahabat dengan ridha
  • Celakalah apabila kau bersahabat dengan murka Allah

Wahai Fulan anak si Fulan...

  • Kini kau tengah berada dalam sebuah perjalanan nun jauh tanpa bekal
  • Kau telah keluar dari rumahmu dan tidak akan kembali selamanya
  • Kini kau tengah safari pada sebuah tujuan yang penuh pertanyaan."

Ketika mayat diusung. ... terdengar dari langit suara memekik, "Wahai Fulan anak si Fulan..

  • Berbahagialah apabila amalmu adalah kebajikan
  • Berbahagialah apabila matimu diawali taubat
  • Berbahagialah apabila hidupmu penuh dengan taat."


Ketika mayat siap dishalatkan
....terdengar dari langit suara memekik, "Wahai Fulan anak si Fulan..

  • Setiap pekerjaan yang kau lakukan kelak kau lihat hasilnya diakhirat
  • Apabila baik maka kau akan melihatnya baik
  • Apabila buruk, kau akan melihatnya buruk."


Ketika mayat dibaringkan di liang lahat....
terdengar suara memekik dari langit, "Wahai Fulan anak si Fulan...

  • Apa yang telah kau siapkan dari rumahmu yang luas di dunia untuk kehidupan yang penuh gelap gulita disini

Wahai Fulan anak si Fulan...

  • Dahulu kau tertawa, kini dalam perutku kau menangis
  • Dahulu kau bergembira, kini dalam perutku kau berduka
  • Dahulu kau bertutur kata, kini dalam perutku kau bungkam seribu bahasa."


Ketika semua manusia meninggalkannya sendirian, Allah berkata kepadanya,..

"Wahai hamba-Ku.....kini kau tinggal seorang diri, tiada teman dan tiada kerabat, di sebuah tempat kecil, sempit dan gelap, mereka pergi meninggalkanmu seorang diri...padahal, karena mereka kau pernah melanggar perintah-Ku".

"Hari ini,....akan kutunjukan kepadamu kasih sayang- Ku, yang akan membuat takjub seisi alam. Aku akan menyayangimu lebih dari kasih sayang seorang ibu pada anaknya".


Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah berfirman,..

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu. Dan masuklah kedalam jannah-Ku"

Wednesday, September 5, 2007

Think Out Of The Box

Sumber artikel ini saya ambil dari bloq MyQuran. Ide dari artikel ini yg saya suka, DUPLIKASI. Buat orang-orang yg menjadi member atau pernah menjadi member perusahaan MLM pasti sangat mengenal dengan baik kata ini. Saya sendiri bukan orang yg anti terhadap MLM, bahkan saya adalah member dari sebuah perusahaan MLM dari Malaysia, Revell....meskipun demikian saya juga tergabung dalam komunitas dari orang-orang yg melakukan bisnis secara konvensional (komunitas TDA, IEU, dll). Buat saya pribadi, jika saya bisa membuka jendela sebanyak2nya selain pintu utama, maka saya akan melakukannya..selama itu masih dalam koridor yg benar dalam pandangan agama.

Anyway,...isi emailnya sudah saya edit, tapi hanya sebagian kecil dari prolognya saja, so this is how it comes up :

THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.

Berapa besar space yang ada “di dalam box” tsb ? Relatif
Berapa besar space yang ada “di luar box” tsb ? WOW! No Limit

Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia marketing (ttg brand equity, market share, dst,dst). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan marketing setiap hari setelah 10 tahun bekerja, mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BECAK tamatan SD yang sudah mencapai “financial freedom” setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dgn “passive income” Rp. 9 juta/bulan !!!

Becak ke-1 :
==> Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp. 30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit.

Becak Ke-2 :
==> Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari.
Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp. 60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.

Becak Ke-3 :
==> Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.

Becak Ke-4 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-5 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-6 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-7 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-8 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-9 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-10 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.

Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang “mandor” untuk mengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.


Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa terjadi.

Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi ADA.

Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah ? Buanyyaaak sekali.


Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan….

THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.

Kunci kesuksesannya terletak pada “duplikasi”. Ini rahasianya : “Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb”. Cth : ikuti
bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dst.


Mari berhitung matematika …

Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja berikut ini, mana yang Anda pilih ?

1). Kontrak kerja 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, gaji/bulan Rp. 100 juta. 2). Kontrak kerja 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, gaji di bulan pertama cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.

Pilih mana ????

Jawabannya :

Option I : Gaji Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar

Option II :

1. 1000 13. 4 juta
2. 2000 14. 8 juta
3. 4000 15. 16 juta
4. 8000 16. 32 juta
5. 16,000 17. 64 juta
6. 32,000 18. 128 juta
7. 64,000 19. 256 juta
8. 128,000 20. 512 juta
9. 256,000 21. 1024 juta
10. 512,000 22. 2048 juta
11. 1024,000 23. 4096 juta
12. 2 juta 24. 8192 juta atau (8,192 Milyar)

Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR !!!

Kekuatan duplikasi ini bahkan dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang penemu bom atom, ia mengatakan “Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan”.


FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks) ?

Bayangkan seorang jenius marketing sekaliber Schultz ( ia baru dijuluki jenius marketer setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis tsb, ia diteriakin GILA dan ditolak ratusan orang), yang mampu mengubah produk komoditas (kopi) menjadi produk eksklusif (customer-experience). Ia pandai pula mendapatkan dana segar nan murah melalui GO PUBLIC. Ia pandai pula memanfaatkan media sebagai “public relation” untuk mempromosikan Starbucks. Ia pandai pula membangun partnership dgn perusahaan global spt Pepsi, dst.

Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan “KONSEP DUPLIKASI”, kedai kopi pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat GANDA setiap tahun sampai sekarang…..

Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji seorang “mandor” utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren “CEO” bernama Orin C. Smith.

Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai “financial freedom”. Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas dunia……

Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai “financial freedom”, walaupun hanya di kelas regional saja….


Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1 pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali kuadrat lebih banyak (SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru Universitas).

Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa memanfaatkan hikmah tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang….

Bila Anda bermurah hati, artikel ini bisa dikutip utk disharing ke berbagai pihak. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kisah Starbucks2 lain bermunculan di bumi Indonesia dalam 5 tahun mendatang….

Saturday, September 1, 2007

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)